Saturday, January 4, 2020

5 Teknologi Canggih yang Diklaim Bisa Mencegah Banjir

Banjir yang datang pada momen pergantian tahun 2019 ke 2020 di sebagian Jawa Barat dan Jakarta ini cukup mengejutkan banyak orang. Meskipun memang wilayah Jakarta khususnya, merupakan daerah langganan banjir, tetapi banjir pada awal tahun 2020 lalu membuat banyak pihak terkejut.

Tetapi terlepas dari hal tersebut, bukan hanya Indonesia yang memiliki permasalahan dengan banjir. Beberapa negara seperti Belanda, Swedia, hingga Jepang juga memiliki permasalahan dengan banjir. Bedanya di negara-negara tersebut banjir benar-benar dipikirkan sehingga kemudian negara-negara tersebut menggunakan teknologi untuk mencegah banjir masuk ke pemukiman warga. 

Teknologi seperti apakah itu?

GREAT WALL OF LOUISIANA


Teknologi yang bisa mencegah banjir pertama adalah Great Wall of Louisiana atau Tembok Besar Louisiana yang ada di Amerika Serikat. Tembok besar ini dibangun setelah badai Katrina yang melanda pada tahun 2005 lalu. Dengan tinggi sekitar 8 m dengan panjang 2,8 km tembok besar ini mampu menghadang banjir dan badai di wilayah New Orleans. Selain sebagai penghadang banjir, tembok besar ini dilengkapi dengan pelabuhan, terowongan, dan pompa terbesar di dunia.

TUBEWALL


Lain di Amerika, lain di Swedia. Di Swedia, terdapat sebuah teknologi yang digunakan untuk mencegah banjir masuk ke pemukiman penduduk. Adalah Tubewall, sebuah teknologi pencegah banjir yang berupa tabung antibocor yang bisa menggelembung dan tersambung. Tabung ini tak akan bergeser oleh dorongan air tetapi perlu dipompa terlebih dahulu sebelum digunakan. Ketika banjir surut  tabung ini bisa dilipat dan disimpan kembali.

G-CANS

Beda lagi dengan Jepang. Negara yang dikenal dengan teknologinya ini menggunakan cara yang berbeda lagi untuk menangani banjir. Meski banjir di Jepang airnya jernih, tetapi Jepang juga menyiapkan teknologi canggih untuk mengatasi banjir yaitu dengan sebuah teknologi bernama G-Cans. Teknologi ini berupa sistem drainase bawah tanah yang sangat besar dan dibangun di Saitama. Sistem drainase ini dibangun sejak 1992 dan selesai pada 2006. Drainase ini berupa terowongan sepanjang 6,4 km di bawah tanah yang terbuat dari beton.

THAMES BARRIER


Thames Barrier, sesuai namanya teknologi ini terdapat di London, Inggris, tepatnya di Sungai Thames. Teknologi ini dibangun sejak tahun 1974 dan selesai pada 1982. Teknologi yang digunakan di Sungai Thames ini berupa penahan air yang memiliki gerbang air yang bisa terbuka dan tertutup. 

MOBILE FLOOD WALLS SWEDIA


Sementara itu di Austria, tepatnya di Kota Grein, teknologi penahan banjir yang digunakan adalah dinding yang bisa dibongkar pasang. Dinding ini merupakan dinding setinggi 3,6 meter yang bisa mengarahkan luapan air dari Sungai Danube. Dinding ini bisa dipasang di pinggiran sungai dan mengarahkan luapan air agar tidak masuk ke pemukiman penduduk. Setelah banjir surut dinding ini bisa dibongkar kembali.

Itulah lima teknologi canggih yang bisa digunakan sebagai alat pencegah banjir. Indonesia perlu menggunakan teknologi untuk mencegah air masuk ke pemukimann penduduk. Dari kelima teknologi tersebut, manakah yang cocok digunakan di Indonesia? Atau Indonesia perlu menciptakan teknologi pencegah banjir sendiri? (sumber)

1 comment:

  1. Wah canggih sekali ya, thanks for share,.
    Jangan lupa mampir http://bit.ly/2I3dreK

    ReplyDelete